Memilih Bacaan Berkualitas

Apa kalian termasuk seseorang yang tidak bisa meninggalkan seharipun tanpa membaca? Menargetkan beberapa halaman atau chapter untuk kalian selesaikan pada buku-buku yang telah kalian beli, bukan hanya untuk mengoleksinya? Ataukah jumlah buku yang kalian miliki melebihi jumlah pakaian? Kalian lebih tertarik menabung untuk membeli buku dibandingkan untuk kebutuhan lain? Tumpukan buku yang belum selesai kalian baca akan menghantui kalian? Kalian memiliki beberapa pengarang atau penerbit favorit? Jika seluruh jawabannya adalah ya, kalian mungkin termasuk dalam orang-orang yang mencintai membaca sebagai kebutuhan bukan hanya pilihan sampingan.

Mereka yang temasuk dalam kelompok ini lahir dari keinginan untuk menggali luasnya ilmu dan cakrawala dunia, rasa ingin tahu dan keinginan belajarnya besar begitu pula dengan keinginannya untuk menemukan jawaban akan banyaknya pertanyaan. Sebagian orang mungkin akan melihatnya sebagai hobi atau menganggap mereka nerd, tapi percayalah bahwa mereka berbeda. Mereka tidak lagi gemar tapi ‘cinta’ membaca, ada getaran rasa excited dan kepuasan tersendiri ketika menyelesaikan satu buku, menemukan cara pandang dan pengetahuan baru, lalu beralih pada buku selanjutnya. Dan mereka menikmati waktu yang dihabiskan pada setiap halaman yang mereka baca.

Tahukah kalian bahwa tokoh-tokoh berpengaruh dunia adalah mereka yang mencintai membaca? Jane Austen, J.K. Rowling, Ali bin Abu Thalib, Soekarno, Hatta, Nelson Mandela, B.J. Habibie, Pramoedya Ananta Toer, Hasan Al-Banna, Imam Syafi’i, dll adalah orang-orang yang banyak menghabiskan waktunya di depan buku. Nelson Mandela, Soekarno, dan Moh. Hatta bahkan membaca ketika mereka diasingkan dalam penjara. Karena ketika membaca telah menjadi rasa cinta, keterbatasan apapun tidak akan mampu manghalanginya.

Saya pribadi termasuk dalam orang yang berusaha untuk membaca buku setiap harinya, menargetkan buku apa yang harus saya selesaikan saat ini, menandai bagian-bagian penting dan inspiratif, mengutipnya untuk dijadikan tulisan, merekomendasikannya pada orang lain, dan menjaga fisik buku tsb untuk saya bagi pada keturunan kelak insyaa Allah. Sebagian besar buku yang saya miliki adalah tentang sejarah, biografi tokoh, parenting, pengembangan diri, science, dan keislaman. Saya juga mengoleksi buku-buku anak untuk persiapan mendatang. Saya tidak terlalu suka buku fiksi selain berdasarkan kisah yang diangkat dari kenyataan seperti Negeri 5 Menara trilogi, Laskar Pelangi tetralogi, A Child Called “It”, 99 Cahaya di Langit Eropa, Tuesday with Morrie, dll. Satu-satunya buku fiksi yang saya sukai adalah serial Harry Potter. Apakah buku fiksi tidak menarik? Bukan seperti itu, saya rasa ini kembali pada masing-masing ketertarikan seseorang. Dan bagi saya buku yang baik adalah yang membawa pembacanya menjadi lebih baik, entah dalam cara pandang ataupun tindakan 🙂

Seseorang berhak membaca buku apapun, namun saya sarankan untuk selektif dalam memilih buku. Memilih bacaan yang tepat sama seperti memilih asupan otak, nilai falasah yang ingin kita percayai, serta ilmu seperti apa yang layak kita ingat dan jadikan pembelajaran. Karena kini berbagai buku dibuat untuk berbagai kepentingan seperti citra politik seseorang, menanamkan pola pikir tertentu, hingga mengubah kebohongan menjadi kebenaran. Saya pernah membaca buku yang tidak tepat, namun alhamdulillah saya memperoleh buku antitesisnya. Pengalaman ini saya tulis dalam postingan sebelumnya Memilih Bacaan Sirah dan Memilih Buku Anak.

Pilihlah buku yang gaya bahasanya mudah kita pahami, atau penerjemahan bahasanya baik, karena beberapa buku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia belum tentu diterjemahkan dengan cara yang sesuai oleh penerjemah kedalam gaya bahasa penulis buku tsb. Gaya bahasa yang sesuai akan membuatmu menikmati setiap kata yang dibaca. Pelajari arah kepentingan penerbit atau pengarang buku, seperti kecenderungan politik dan pemikiran pengarang, yang sangat memengaruhi subjektifitas buku yang akan kita baca. Perhatikan pula kualitas fisik buku seperti kualitas kertas, kualitas cetak, kover, penjilidan dan warna tinta. Akan lebih baik jika membeli cetakan terbaru, karena seringkali sudah diperbaharui dengan revisi-revisi tertentu.

Semakin banyaknya orang yang cinta dan gemar membaca, semakin memajukan dunia perbukuan saat ini. Berkembangnya dunia buku saat ini semakin memberi banyak pilihan terhadap bahan bacaan yang ada di pasaran. Disatu sisi ini membuat setiap pengarang berlomba-lomba membuat tulisan yang semakin berkualitas, namun di lain pihak juga memberi peluang banyaknya buku-buku kurang berkualitas beredar di pasaran. Seringkali seseorang bisa tertipu dengan kover buku yang menarik namun tidak mencerminkan kualitas isi buku tsb, atau buku-buku yang nilai referensinya tidak dapat dipertanggung jawabkan, dll. Maka telitilah buku sebelum membeli, membaca resensi di bagian belakang buku atau membaca sebagian dari contoh buku yang tidak di segel dapat menjadi sebagian cara yang bisa kamu lakukan. Sharing-lah dengan mereka yang juga cinta membaca, karena mereka dapat memberi masukan terhadap buku yang kita pilih, termasuk rujukan judul, pengarang, dan penerbit tertentu. Jangan khawatir untuk membeli buku yang salah sekalipun sudah memperhatikan berbagai aspek tsb, karena terkadang kesalahan itu dapat membuat kita kritis terhadap kualitas bacaan dan menjadi pembelajaran untuk memilih buku setelahnya. Saya bisa berkata demikian karena saya mengalaminya sendiri, dan untunglah harga buku tsb tidak mahal untuk merasa menyesal membelinya hehe.

Ilmu

Karena membaca membutuhkan waktu, maka luangkanlah waktu yang tepat agar rasa menyenangkan saat membaca itu tidak hilang. Berdoalah agar kegiatan membaca tsb melahirkan ilmu yang bermanfaat, dan pilihlah posisi duduk serta tempat yang kondusif untuk membaca. Selamat mencintai membaca 🙂

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.